Senin, 03 September 2012

Proses Belajar yang Menyenangkan

 Salah satu hal yang menyenangkanpendidikan-damai dari kelas pendidikan perdamaian adalah metode yang digunakan dalam proses pembelajaran, di mana siswa belajar bukan dengan cara diajari atau diberi contoh, tapi difasilitasi dan dibantu untuk menemukan sendiri makna atau nilai dari topik yang dipelajari melalui simulasi maupun permainan-permainan yang menyenangkan.
          Misalnya ketika balajar tema kerja sama dan sikap pantang menyerah dalam mencapai tujuan, siswa belajar permainan yang dilakukan di alam terbuka. Ada 3 kelompok yang berkompetisi secara sehat, dan untuk memenangkan kompetisi dibutuhkan kerja sama, sikap pantang menyerah, kesabaran, serta bagaimana menyusun strategi agar kelompok bisa memenangkan kompetisi secara sehat.
Di sini kita juga belajar untuk menghadapi kekalahan dengan besar hati dan mau mengakui kelebihan kelompok lain yang memenangkan kompetisi. Selain itu kita juga belajar bagaimana menghadapi rasa kecewa ketika kelompok kita kalah.
Setelah bermain, semua peserta duduk dan saling berbagi cerita tentang pengalaman masing-masing ketika melakukan permainan. Ada yang kecewa, ada yang marah, ada yang tidak tahu harus berbuat apa, ada yang secara alami menjadi pemimpin, ada yang bingung, tapi semua merasa senang dan membawa pulang pelajaran baru dari semua permainan yang dimainkan dan dari cerita teman-teman tentang pengalaman mereka masing-masing.
Contoh yang lain adalah ketika belajar tentang analisa soal atau masalah. Siswa diberikan referensi analisis berupa koran. Dari koran yang ada siswa difasilitasi untuk memetakan situasi terkini dari berbagai perspektif kehidupan, entah dari sisi ekonomi, politik, pendidikan, budaya, agama maupun membangun perdamaian.
Dari situasi yang ada, siswa diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil analisis yang mereka temukan. Siswa diberi kesempatan untuk menyimpulkan dan mencari solusi.
Menariknya solusi yang ditawarkan siswa tidaklah harus muluk-muluk, tetapi harus relevan sesuai dengan kebutuhan belajar siswa sendiri. Kesimpulan dan rekomendasi yang ditawarkan harus benar-benar menjawab kebutuhan sehari-hari para siswa.
Dari dua contoh di atas sudah cukup jelas memberikan sisi lain dari metode belajar mengajar yang selama ini diterapkan di ruang kelas. Pertama-tama ruang kelas diciptakan sebagai ruang komunikasi, dan hal itu dibangun dengan suasana yang komunikatif. Siswa tidak ditempatkan sebagai murid dan fasilitator bukan sebagai guru. Antara siswa dan fasilitator saling belajar dan melengkapi.
Proses belajar yang sama memampukan siswa untuk lebih kreatif dalam mengungkapkan pendapat, melontarkan argumentasi, menyanggah dan memberikan solusi.
Ruang komunikasi dan kreativitas ini mampu memacu siswa untuk tidak terjebak pada proses belajar mengajar yang menjenuhkan dan monoton. Proses belajar dengan demikian memang harus menyenangkan, bukan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar